Konfigurasi Routing Statik di Debian/Ubuntu
internet ----- Router 1 ----- Router 2 ------ Client
Jika kalian membangun topologi jaringan yang seperti ini, maka routing NAT hanya terjadi pada Router 1. Sedangkan di Router 2 tinggal menggunakan routing statik saja dengan tujuan agar Client bisa mencapai Router 1. Sudah bisa menangkap?
Lebih baik kita langsung praktekkan saja ya. Sebelumnya kalian harus mengetahui terlebih dahulu rumus dari routing statik, dimana sebagai berikut :
# route add -net network_tujuan netmask netmask_network_tujuan gw ip_gateway
Contoh :
# route add -net 172.16.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.1.1
Supaya lebih paham coba perhatikan skema dibawah :
inet(gw:10.42.0.1/24)---(eth0:10.42.0.2/24)Router1(eth1:172.16.100.1/24)---(eth0:172.16.100.2/24)Router2(eth1:192.168.1.1/24)---(192.168.1.2)Client
Keterangan :
Router 1 :
a. eth0 : 10.42.0.2/24
b. eth1 : 172.16.100.1/24
Router 2 :
a. eth0 : 172.16.100.2/24
b. eth1 : 192.168.1.1/24
Client : 192.168.1.2/24
Maka routing statiknya adalah seperti ini :
Router 1 :
# route add -net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.16.100.2
Penjelasan : Dari Router 1 ingin menuju alamat jaringan 192.168.1.0 dengan netmask 255.255.255.0 harus melewati gateway 172.16.100.2 milik Router 2.
Router 2 :
# route add -net 10.42.0.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.16.100.1
Penjelasan : Dari Router 2 ingin menuju alamat jaringan 10.42.0.0 dengan netmask 255.255.255.0 harus melewati gateway 172.16.100.1 milik Router 1.
Sekarang cobalah tes, apakah client sudah bisa berinternet?
Catatan : Jika di Ubuntu 12.04 keatas script-script tersebut tidak berjalan, kalian bisa menggunakan perintah ini :
# ip route add 10.42.0.0/24 via 172.16.100.1
Konsepnya sama saja, yaitu ingin menuju subnet jaringan mana, melalui mana. Hanya berbeda di scriptnya saja.
Terima Kasih atas kunjunganya , dan Semoga Bermanfaat :)
0 comments:
Post a Comment